Jumat, 31 Mei 2013

PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim, mungkin kata yang tak asing di telinga kita. Topik perubahan iklim mungkin tidak bisa dijelaskan dalam artikel yang singkat. Perubahan iklim merupakan malapetaka bagi dunia dan kehidupan manusia. Perubahan iklim merupakan dampak dari pemanasan global. Ada beberapa fakta tentang perubahan iklim dunia yaitu pertengahan desember 2008, Las Vegas, Nevada, AS mengalami hujan salju terhebat dalam angka 30 tahun terakhir. Di kota yang biasanya beriklim panas itu salju tebal tampak menyelimuti sebagian besar daerahnya. Fakta kedua, lapisan es di Kutub Utara tampaknya telah mencapai tingkat paling rendahnya sepanjang tahun 2008. Fakta ketiga, pada Juli 2007, hawa panas memberikan dampak yang lebih dasyat di Syria tepatnya 350 km utara Damaskus. Sebuah gudang senjata api militer meledak setelah terbakar. Peristiwa ini mengakibatkan 15 serdadu tewas dan melukai 50 lainnya. Fakta keempat, pada Juli 2007, di Yunani dilaporkan suhu udara menembus angka 45 derajat celcius. Panas yang berlebihan ini menyebabkan kebakaran di beberapa tempat. Fakta yang kelima, panas yang tinggi 41,9 derajat celcius juga terjadi di
 Hungaria, Juli 2007. Panas ini mengakibatkan 500 orang meninggal dunia di Hungaria. Fakta yang keenam, di Rumania, Juli 2007, suhu udara mencapai 45 derajat celcius dan menyebabkan 19 ribu warga Rumania masuk rumah sakit karena kepanasan. Fakta ketujuh, di Bulgaria, suhu udara yang mencapai 45 derajat celcius, Juli 2007, menyebabkan kebakaran hutan. Fakta kedelapan, hujan es yang disertai angin ribut melanda kawasan Laramie, Wyoming, Amerika Serikat, Juli 2007. Kejadian ini menyebabkan sebagian kota terendam air. Itulah beberapa fakta tentang perubahan iklim. Jika kita tidak menjaga bumi kita maka pemanasan global akan semakin parah dan akan menyebabkan perubahan iklim yang akan lebih parah lagi.

Taukah anda apa penyebab perubahan iklim? Ya, perubahan iklim global terjadi karena atmosfer bumi dipenuhi oleh gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida dan metana, yang dihasilkan oleh manusia. Gas karbondioksida terjadi akibat proses pembakaran bahan bakar fosil dengan tujuan untuk menghasilkan energi dan juga akibat kebakaran hutan. Sementara gas metana terjadi akibat aktivitas pembuangan sampah. Did you know? Selama 13 tahun terakhir, dua belas tahun diantaranya tercatat sebagai tahun-tahun terpanas. Dengan akumulasi GRK yang terus berlangsung seperti saat ini, pada dua sampai tiga dekade mendatang peningkatan pemanasan global akan melampaui perhitungan yang telah ada selama ini. IPCC memperkirakan bahwa pada tahun 2050 temperatur global akan naik 2-3 derajat celcius. Padahal sekarang saja sudah panas sekali, bagaimana kalau suhu bumi meningkat, wah makin panas saja…!
Peningkatan temperatur di bumi akan berdampak pada :
- Meluasnya pencairan es di kutub utara
- Meningkatnya suhu air laut, yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut
- Musim kering akan semakin kering dan musim penghujan akan lebih basah
- Meningkatnya curah hujan dan kondisi banjir
Dampak perubahaan iklim yang lain sangatlah banyak, antara lain sebagai berikut:
Dampak perubahan iklim terhadap pertanian
Diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara 1-2o C sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di daerah subtropis dan tropis. Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras. Pada tahun 1991, Indonesia mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan tahun 1994 jumlah beras yang diimpor lebih dari satu juta ton (KLH, 1998). Adaptasi bisa dilakukan dengan menciptakan bibit unggul atau mengubah waktu tanam. Peningkatan suhu regional juga akan memberikan dampak negatif kepada penyebaran dan reproduksi ikan. 
Tabel 1 : Luas tanaman padi terkena bencana banjir dan kekeringan
dan puso (ha) pada tahun 1988-1997 (Yusmin, 2000)
Tahun
Keterangan
Kebanjiran(ha)
Kekeringan(ha)
Puso(ha)
1987
El-Nino
***
430.170
***
1988
La-Nina
130.375
87.373
44.049
1989
Normal
96.540
36.143
15.290
1990
Normal
66.901
54.125
19.163
1991
El-Nino
38.006
867.997
198.054
1992
Normal
50.360
42.409
16.882
1993
Normal
78.480
66.992
47.259
1994
El-Nino
132.975
544.422
194.025
1995
La-Nina
218.144
28.580
51.571
1996
Normal
107.385
59.560
50.649
1997
El-Nino
58.974
504.021
102.254


Dampak Perubahan iklim terhadap kenaikan Muka Air Laut.

Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah pesisir sehingga akan menghancurkan tambak-tambak ikan dan udang di Jawa, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi (UNDP, 2007). akibat pemanasan global pada tahun 2050 akan mendegradasi 98 persen terumbu karang dan 50% biota laut. Gejala ini sebetulnya sudah terjadi di kawasan Delta Mahakam Kalimantan Timur, apabila suhu air laut naik 1,50C setiap tahunnya sampai 2050 akan memusnahkan 98% terumbu karang. di Indonesia kita tak akan lagi menikmati lobster, cumi-cumi dan rajungan. Di Maluku, nelayan amat sulit memperkirakan waktu dan lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan karena pola iklim yang berubah.

Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan muka air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau, serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.
Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.
Frequensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. ”Pemanasan global” juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit tular vektor seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria. Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan meningkat. suhu berhubungan negatif dengan kasus DBD, karena itu peningkatan suhu udara per minggu akan menurunkan kasus DBD. Penderita alergi dan asma akan meningkat secara signifikan. Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2005 meningkatkan angka "heat stroke" (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonela, dan "hay fever" (demam akibat alergi rumput kering).

Dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air.
Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan ketersediaan air di daerah subpolar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.

 Dampak perubahan iklim terhadap Ekosistem
Kemungkinan punahnya 20-30% spesies tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5oC. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena bertambahnya Karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang hidupnya bergantung pada organisme tersebut. Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flaura dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut. (Sumber World Wild Fund (WWF) Indonesia)

Dampak perubahan iklim Sektor Lingkungan
Dampak perubahan iklim akan diperparah oleh masalah lingkungan, kependudukan, dan kemiskinan. Karena lingkungan rusak, alam akan lebih rapuh terhadap perubahan iklim. Dampak terhadap penataan ruang dapat terjadi antara lain apabila penyimpangan iklim berupa curah hujan yang cukup tinggi, memicu terjadinya gerakan tanah (longsor) yang berpotensi menimbulkan bencana alam, berupa : banjir dan tanah longsor. Dengan kata lain daerah rawan bencana menjadi perhatian perencanaan dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang.

Dampak perubahan iklim pada Sektor Ekonomi

Semua dampak yang terjadi pada setiap sektor tersebut diatas pastilah secara langsung akan memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia akibat kerugian ekonomi yang harus ditanggung.

Dampak perubahan iklim pada pemukim perkotaan
Kenaikan muka air laut antara 8 hingga 30 centimeter juga akan berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya yang akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Masalah ini sudah menjadi makin parah di Jakarta karena bersamaan dengan kenaikan muka air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun.Namun Jakarta memang sudah secara rutin dilanda banjir besar:p ada awal Februari,2007,banjir di Jakarta menewaskan 57 orang dan memaksa 422.300 meninggalkan rumah, yang 1.500 buah di antaranya rusak atau hanyut.Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar. Suatu penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter dan turunnya tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen dengan total populasi sekitar 270,000 jiwa, yakni: tiga di Jakarta – Kosambi, Penjaringan dan Cilincing; dan tiga di Bekasi – Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya.Banyak wilayah lain di negeri ini juga akhir-akhir ini baru dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh, misalnya, di penghujung tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110,000 orang yang kehilangan sumber penghidupan dan harta benda mereka. Pada tahun 2007 di Sinjai, Sulawesi Selatan banjir yang berlangsung berhari-hari telah merusak jalan dan memutus jembatan, serta mengucilkan 200.000 penduduk. Selanjutnya masih pada tahun itu,banjir dan longsor yang melanda Morowali, Sulawesi Utara memaksa 3.000 orang mengungsi ke tenda-tenda dan barak-barak darurat.

Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau  anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
Sudah siapkah selamatkan bumi demi anak cucu kita? Mari kita bersama-sama menjaga bumi kita dari kerusakan  tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. J

Minggu, 05 Mei 2013

NEW INFO

berikut saya lampirkan Report Progress lahan I-gist dan potensi bisnis supply kayu log 2013. ternyata setelah di dalami kebutuhan industri kayu sekala besar permintaannya sangat lah besar, karna ternyata 1 group industri besar sperti PT.BKL kebutuhannya bahan baku nya bisa melebih 60 juta kubik pertahun, sehingga i-gist untuk dapat mensupply industri besar harus memiliki lahan puluhan - hingga ratusan ribu hektar.

Faktanya 1 group perusahaan PT. BKL dengan cabang hampir ada di seluruh jawa, untuk memenuhi quota export mereka tahun 2012 mencapai 69,2 juta meter kubik (ini dalam bentuk product bahan baku Bare Core)  di export ke Amerika Serikat, China, Hong Kong, Jepang, Korea, Jordan, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Arab Saudi.
dan tentunya ada beberapa perusahaan di indonesia yang memilik sekala industri besar sperti PT.BKL, belum lagi masih ada ratusan perusahan sekala menengah, dan ribuan sekala kecil.

Ternyata perjalanan dan tugas kita masih panjang kawan !!  :)

Cek Link berikut : http://archive.bisnis.com/articles/binatama-kayone-genjot-ekspor-kayu-olahan

Jumat, 03 Mei 2013

Beribadah Haji Sekaligus Investasi

International Green Investment System (I-GIST) menawarkan skema, hanya dengan membayar Rp 30 juta, konsumen bisa mendapat kesempatan umroh sekaligus 140 bibit pohon jabon yang bisa dipanen 5-6 tahun mendatang. Pohon-pohon jabon itu kebanyakan akan ditanam di daerah Jawa Barat. “Ketika panen 5-6 tahun lagi uangnya bisa dipakai untuk biaya umroh.

 

 Bahkan bisa dipakai umroh lebih dari satu orang,” ucap Anom Monalope, kepala staf I-GIST Center Malang. Tak hanya umroh saja, I-GIST juga menawarkan skema menarik untuk haji. Hanya dengan Rp 82,5 juta, konsumen bisa mendapat 350 pohon jabon.Bahkan untuk paket haji ini, konsumen dijanjikan berangkat 2013 ini. Kuotanya memang terbatas, hanya terdapat 350 paket. Masyarakat yang menginginkan paket ini harus segera membeli. Kalau paketnya sudah habis masih ada kuota untuk tahun 2014. (Radar Batu)